KhairulJasmi
Hamparan kebun teh itu diselimuti kabut. Inilah Kayu Juo nan dingin. Sebuah kafe hadir di sana, menghidangkan kehangatan: A'Cilie Hill Resto and Kafe. Gerimis turun sedari tadi, suhu dingin kian dingin saja.
Saya duduk di lantai dua dihadang pemandangan dari segala sisi. Ingin berlama-lama. Ingin bercerita dengan alam. Sudahlah, kopi saja dulu.
Ini Selasa (05/11/2024) sore. Saya berada di lantai dua dengan secangkir kopi dan itulah salahnya, tak ada pisang goreng. Yang ada kentang. Di sini ada 22 meja, ada 24 tamu. Dua gadis berbaju putih yang selesai live tiktok sudah pergi. Pindah ke lantai dasar.
Saya dan Oyong kawan dari Semen Padang sedang menikmati kopi. Gerimis membawa dingin di negeri dingin semakin dingin karena angin berhembus. Tetamu menikmatu ayam dan sambak cobek bakar. Saya tak tahu apa itu.Kebun teh adalah panorama, dihamparkan di sini. Sekarang berada di balik kabut, kecuali yang terdekat. Kebun teh itu seolah menjaga pengunjung, sekaligus menghidangkan keindahan. Itulah mungkin, kenapa penumpang bud wisata yang baru turun, tak segera memesan makanan, tapi foto dulu.
2020 mulai covid diansur-ansur dan selesai Maret 2024. Bangunan berlantai 4 ini, ramai. Saat saya di sini, turis dari Malaysia masuk. Itu dia yang asyik berfoto-foto tadi.
Menurut pemilik kafe, Muhammad Zaki, selain dari Malaysia juga dari Thailand dan Singapura. Tamu-tamu itu datang bersama operator wisata Ustad Abduh bekerjasama dengan Ero Tour milik Ian Hanafiah.
Rombongan ini baru datang dari Danau Kembar. Ini tujuan utama wisatawan asing. Mereka dari Padang lewat Sitinjau Laut, baru kemudian ke Bukittinggi.
Editor : Bambang Sulistyo