Menurut Zaki, ia membangun kafe ini, sekuat tenaga selama 4 tahun. Nama yang dia ambil sesuai nama tempat, Bukit Cilie. Lokasinya Nagari Batang Barus, Jorong Kayu Jao, lokasi masjid tua itu. Kafe ini terletak di tepi jalan utama menuju Alahan Panjang. Panoramik dan bagus untuk selfie. Dan itulah daya tarik selain kehangatan kafenys sendiri.
Kabut kian tebal, waktu bergerak menuju senja. Dan, gerimis berhenti sudah. Saya ingin lama-lama di sini bersama sang pemilik, anak muda nan hebat, tapi saya harus pergi. Dan hamparan kebun PIR PTP, kian terang, pandangan makin bisa dilayangkan. Jauh.
Secangkir kopi hangat sudah dingin. Saya menikmatinya cicip demi cicip. Dan itu dia tetamu kian ramai berkunjung ditemani musik zaman kini, yang saya juga tidak tahu penyanyinya.
Investasi di kafe semacam ini, adalah bisnis yang bagus. Karena memang diperlukan untuk daerah wisata. Ramai. Apalagi Sabtu Minggu, sebagaimana disampaikan Zaki. Kala ramai itu, 18 karyawannya, anak muda semua, sibuk bukan buatan.Jika tak ada kabut tampaklah hamparan sawah dan Gunung Talang. Sekarang sawah sudah tampak, bersandar di lereng bukit. Lampu di kafe ini menyala dan saya pun pamit. ***
Editor : Bambang Sulistyo