PADANG – Stres tidak bisa dihindari selagi kita hidup. Setiap tahapan kehidupan mulai dari kanak-kanak hingga dewasa memiliki tingkatan stres yang berbeda. Kemampuan menghadapi stres akan berkembang sesuai waktu. Bahkan secara prinsip, setiap orang membutuhkan stres sebagai adaptasi untuk bertahan hidup. Tinggal bagaimana seseorang bisa mengenali dan mengelola stres dengan baik.
“Kalau tidak ada stres, kita tidak bisa bertahan hidup sampai sekarang. Stres merupakan tarik ulur dengan kemampuan beradaptasi. Kalau tidak mampu berapatasi, kita tidak akan berhasil. Karena setiap tahapan punya stressor masing-masing,” ujar dr.Rozi Yuliandi, SpKJ, Psikiater, saat menerima kunjungan dari sejumlah mahasiswa program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang, Senin (18/11). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kuliah lapangan pada mata kuliah Komunikasi Keluarga yang didampingi oleh dosen pengampu Dr.Sarmiati, M.Si.
Namun persoalannya menurut dr.Rozi, banyak orang yang fokus pada bagaimana cara menghindari stres, tapi lupa bagaimana mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah. Padahal, cara menghadapi stres jauh lebih penting ketimbang berpikir untuk selalu menghindar.
dr.Rozi juga menekankan perlunya seseorang mengenali suasana hatinya. Seseorang perlu mengetahui kapan ia bisa menyelesaikan sendiri tekanan yang dihadapi dan kapan butuh orang lain. Jika memang membutuhkan orang lain, maka pilihan terbaik adalah mencari bantuan pada ahli seperti psikolog atau psikiater. Saat ini, sudah banyak pilihan untuk mencari bantuan ahli, yang termudah adalah melalui layanan online.
Saat suasana hati berubah seperti perasaan sedih, marah, kesal dan sebagainya, itu wajar terjadi bila ada pemicu atau penyebabnya. Tapi biasanya, seiring waktu, perasaan itu bisa mereda dan hilang karena orang itu sudah bisa menerima kondisi yang terjadi. Namun yang perlu diwaspadai adalah bila perasaan dan beberapa gejala sudah menetap dan mengganggu. Atau, orang lain sudah merasa kita menjadi orang yang berbeda. Misalnya pada orang depresi, mereka mengalami perasaan sedih, kehilangan minat dan kehilangan energi. Jadi, jangankan untuk berobat, untuk keluar rumah saja tidak ada energi. Orang yang berobat ke RSJ HB Saanin kebanyakan sudah dalam keadaan yang cukup berat.
Keluarga Jadi Support System TerbaikIa juga mengingatkan agar keluarga bisa menjadi support system terbaik bagi perkembangan kesehatan mental anggota keluarganya. Karena kadang kala, keluarga bisa menjadi support system atau sebaliknya menjadi stressor terdekat pada seseorang.
Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah, Dr.Sarmiati, MSi mengatakan, kuliah lapangan tersebut dimaksudkan untuk membahas tema yang sedang didiskusikan pada mata kuliah Komunikasi Keluarga. Diskusi dengan pakar diharapkan dapat memberi perspektif keilmuan yang lebih luas kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. (Melda Riani)