Ibukota liburan ini, sejauh itu, masih tujuan liburan rakyat Sumbar terbaik, disusul beberapa lokasi lain, tentunya.
Bukittinggi, bukannya sempit tapi pemko nyaris hilang akal sepertinya, menata pasarnya. Pasar Atas misalnya, penuh ruko dan pasar baru dibangun bertingkat. Ruko itu walau bertingkat.
PKL luar biasanya banyaknya, termasuk penjual gulali, 10 biji sekali bawa dengan cara didorong.
Jam Gadang buatan Belanda 1926 itu, saksi betapa luar biasanya rakyat berjuang cari nafkah.Tak jauh dari sana sebelah kiri Pasar Atas nan gagah itu, luas tanah kosong yang terbengkalai. Kabarnya milik orang per orang. Jika saja pemko bisa bersepakat dengan pemilik, entah bagaimana caranya asal baik, akan legalah. Pasar Atas lega dan di lokasi itu dibangun los. Pasar lapang, atap tinggi, lega. Apapun namanya yang disukai walikota.
Editor : Eriandi