Pasbar - Pasca gempa bumi yang melanda tiga tahun lalu, kerusakan pada bendungan dan irigasi di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) semakin memperparah kondisi pertanian di wilayah tersebut. Akibatnya, sekitar 235 hektare lahan persawahan di daerah itu kini terancam tidak dapat difungsikan karena ketiadaan pasokan air untuk mengaliri sawah.
Kerusakan paling parah terjadi pada bendungan teknis di Nagari Kajai. Bendungan Batang Sopan II, yang seharusnya mengairi 35 hektare sawah, kini tak lagi berfungsi. Hal serupa terjadi pada Bendungan Batang Sopan I yang sebelumnya mengairi 50 hektare sawah di sisi kiri sungai dan 60 hektare di sisi kanan sungai. Selain itu, Bendungan Batang Sopan Ambacang juga berhenti mengaliri sekitar 50 hektare sawah di kawasan tersebut.
“Bendungan teknis ini, termasuk irigasi Batang Timbo Abu, kondisinya rusak berat. Irigasi ini dulunya mengairi sekitar 40 hektare sawah, tetapi sekarang sudah tidak berfungsi sama sekali,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat, Ramli Rasyid, pada Singgalang, Kamis (25/12).
Kondisi serupa juga dialami Bendungan Batang Simpang, yang menjadi salah satu andalan irigasi di Nagari Simpang Timbo Abu dan Nagari Kajai. Hampir seluruh jaringan irigasi di wilayah ini mengalami kerusakan berat pasca bencana gempa tersebut.
Para petani di kelompok tani Kampung Macang, Jorong Simpang Tanjung Aro, Kecamatan Talamau, kini tak lagi bisa bertani seperti biasa. Kerusakan pada irigasi Batang Sopan telah membuat sawah-sawah mereka kehilangan sumber air utama selama tiga tahun terakhir.
Ramli Rasyid menyebutkan, sekitar 50 hektare sawah milik 60 kepala keluarga (KK) di Nagari Simpang Timbo Abu terancam tidak dapat ditanami padi.“Kami sangat bergantung pada bendungan teknis ini, tetapi kerusakannya yang berat belum mendapatkan perbaikan hingga sekarang,” ungkapnya.
Sebelumnya, dengan melakukan iyuran dan gitongroyong bersama membeli pipa dan memasangnya guna untuk mengairi sawah mereka namun naas, Senin (23/12) hujan yang mengguyur kawasan tersebut sejak pagi membuat luapan air sungai dan menghanyutkan pipa air mereka.
"Kita telah berusaha memasangan pipa untuk mengalirkan air ke sawah-sawah tersebut. Namun, solusi ini pun terkendala. Hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada Senin (23/12) menyebabkan delapan batang pipa hanyut terbawa arus sungai," katanya
Editor : Eriandi