PADANG - Insiden penusukan yang menewaskan Yandra Saputra (39), seorang agen bus AKDP, oleh agen bus lain di depan kampus Universitas Negeri Padang (UNP) menjadi sorotan tajam.
Anggota DPRD Padang, Rustam Efendi, menyesalkan peristiwa tragis ini dan menilai kejadian tersebut mencerminkan lemahnya penataan terminal serta buruknya iklim ekonomi di Padang.
“Saya menyesalkan ini terjadi. Ini menandakan lemahnya pemerintah dalam menghadirkan terminal yang nyaman bagi masyarakat di Kota Padang,” ungkap Rustam Efendi, Minggu (19/1).
Ia menyoroti pentingnya keberadaan terminal resmi untuk menghindari konflik semacam ini.
Rustam juga menyoroti keberadaan Terminal Anak Aia yang dinilai belum optimal.
Menurutnya, minimnya sarana dan prasarana di terminal tersebut membuat fungsinya belum maksimal.“Akses jalan ke terminal itu kurang memadai, sehingga bisa menimbulkan masalah baru, seperti anak-anak tertabrak bus atau bus yang memaksakan menerobos perlintasan sebidang rel kereta api,” ujar Rustam yang memiliki pengalaman sebagai sopir angkutan kota.
Ia mendesak pemerintah daerah, baik di tingkat Kota Padang maupun Sumatra Barat, untuk bekerja sama mencari solusi atas persoalan terminal di kota ini.
Rustam menekankan pentingnya sinkronisasi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyelesaikan masalah tersebut.
“Mereka harus duduk bersama untuk mencari solusi. Jangan hanya menunggu masalah terjadi baru bergerak. Kampus itu lingkungan akademisi, bukan terminal bayangan. Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Editor : Eriandi