Padang– Proses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sudah di ambang pintu. Sesuai rencana, jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Tanah Suci mulai 2 Mei . Namun, tahun ini terdapat perubahan signifikan dalam hal maskapai penerbangan yang digunakan. Pemerintah menetapkan tiga maskapai untuk mengangkut jemaah haji Indonesia, yaitu Garuda Indonesia, Saudi Airlines, dan Lion Group. Khusus untuk Embarkasi Padang (PDG) dan Banjarmasin (BDJ), jemaah akan diterbangkan menggunakan Lion Air.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat (Sumbar), Mahyudin.
Mahyudin menjelaskan pada musim haji tahun-tahun sebelumnya, jemaah Embarkasi Padang diterbangkan menggunakan Garuda Indonesia. Namun, tahun ini, Lion Air yang ditugaskan untuk mengangkut jemaah haji dari Padang dan Banjarmasin.
"Ini adalah keputusan yang harus kita terima dan laksanakan sebaik-baiknya," ungkap Mahyudin pada Rabu (19/3) melalui keterangan resmi.
Mahyudin mengakui keputusan ini menimbulkan berbagai opini di masyarakat, terutama terkait citra Lion Air yang sering dikaitkan dengan keterlambatan (delay) dalam penerbangan domestik. Namun, ia menegaskan sistem penerbangan haji berbeda dengan penerbangan domestik.
"Kita tidak bisa memungkiri isu yang berkembang di masyarakat, Lion Air sering mengalami keterlambatan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk penerbangan haji karena menggunakan sistem cateran atau booking time yang terencana dengan baik," jelas Mahyudin.Lebih lanjut, Mahyudin menyampaikan Kementerian Agama telah melakukan audiensi dengan Direktur Utama Super Airjet (bagian dari Lion Group). Dalam penerbangan domestik, Lion Air menggunakan sistem connecting, di mana gangguan di satu titik dapat memengaruhi penerbangan lainnya. Namun, untuk penerbangan haji, Lion Air akan menggunakan pesawat yang sama secara khusus. Setelah mengantar jemaah ke Jeddah atau Madinah, pesawat akan kembali ke Indonesia untuk menjemput jemaah berikutnya.
"Jika terjadi gangguan, maskapai telah menyiapkan pesawat cadangan. Jadi, kemungkinan terjadinya keterlambatan atau hambatan dalam penerbangan jemaah haji sangat kecil. Jemaah tidak perlu khawatir," tegas Mahyudin.
Ia menegaskan bahwa pola penerbangan haji telah dirancang sedemikian rupa untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan jemaah.
"Pola penerbangan haji berbeda dengan penerbangan domestik. Semua telah dipersiapkan dengan matang untuk memastikan jemaah haji dapat berangkat dan kembali dengan selamat," pungkas Mahyudin.
Editor : Eriandi