Khairul Jasmi
Waktu itu, 15 tahun silam, sebuah buku diterbitkan oleh Harian Singgalang, “ Ke Singgalang Mereka Mengadu, Anak-anak Cerdas tapi Miskin, Merajut Masa Depan.” Ini kumpulan kisah, remaja tamat SMA, tapi dana sayuik untuk melangkah ke perguruan tinggi. Mereka lalu datang ke redaksi Singgalang. Saya gunja kiri-kanan, agar dapat uang, lalu diserahkan kepada mereka. Dana itu, dikumpulkan oleh Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) dan redaksi.
Setelah itu ada beasiswa dari pemerintah, sehingga redaksi kami mulai sepi. Syukur alhamdulillah. Padahal sebelumnya, ada wartawan saya yang kuyup kehujanan demi menjemput bantuan untuk anak miskin itu, sementara anaknya juga butuh uang untuk kuliah, tapi dia simpan saja persoalan itu sendiri. Ia berjuang tanpa melibatkan kami. “Biarlah untuk mereka, saya masih bisa berjuang,” katanya.
Jalan selalu saja ada bagi anak pintar, tapi seringkali mesti dibukakan oleh orang lain terlebih dahulu. Ada berita, Pemprov Kaltim gratiskan biaya kuliah hingga Rp 7,5 juta mulai April 2025. Kapan Sumbar? “Saya kira bisa sebab kita punya Dana Rajawali,” kata Gamawan Fauzi kepada Singgalang, Jumat (28/03/2025). Untuk mendapatkan dana itu, Gamawan melakukan lobi sampai pukul 04.00 pagi. Jadi, menurut dia, pemprov memang harus turun tangan.
Hal yang juga perlu dilakukan, menyekolahkan para dosen PTN di Sumbar. “Mesti dibantu,” kata dia. UNP dan Unand, yang tua itu, kian hari kian melorot saja rankingnya. “Ini mesti jadi perhatian,” sebut Gamawan Fauzi.Ide-ide bagus
Tiap kita punya ide baik untuk pendidikan, cuma saya saja yang tak bisa mewawancarai banyak orang. Ada beberapa yang menulis untuk saya di WA. Maka yang beberapa itu sajalah dulu dan rasanya telah mewakili banyak orang, lain waktu kita tambah lagi, ya ndak.
Editor : Bambang Sulistyo