PADANG - Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Keluarga Alumni SMPN 1 (Ikaspensa) Padang untuk periode 2025-2030 diwarnai dengan aksi walk out (WO) dari tujuh angkatan alumni. Aksi ini dipicu oleh dugaan tindakan diskriminatif dan ketidakadilan dalam proses pemilihan ketua umum.
Ketua Alumni SMPN 1 Padang Angkatan 92, Budi Syahrial, menyatakan kekecewaannya terhadap jalannya Mubes yang dinilai tidak demokratis.
“Kami sangat kecewa dengan proses Mubes ini. Banyak kejanggalan dan tindakan yang tidak sesuai dengan semangat kekeluargaan dan demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi,” ungkap Budi dalam jumpa pers di Padang, Senin (8/4).
Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah perubahan mendadak terkait jumlah delegasi yang memiliki hak suara. Awalnya, setiap angkatan diminta mengirimkan tiga delegasi, namun kemudian dibatasi hanya satu orang.
“Perubahan ini tidak disosialisasikan dengan baik. Tiba-tiba saja, kami diberitahu bahwa hanya satu delegasi yang memiliki hak suara. Ini jelas tidak adil,” tegas Budi.
Budi juga mempertanyakan keabsahan hak suara yang diberikan kepada panitia dan formatur. Menurutnya, panitia seharusnya berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai pemilik hak suara.Kejanggalan lain yang disoroti adalah adanya delegasi dari angkatan 87 yang ternyata bukan alumni SMPN 1 Padang, melainkan lulusan SMPN 8 Padang.
“Kami mempertanyakan dasar penetapan panitia dan formatur sebagai pemilik hak suara. Ini tidak sesuai dengan prinsip demokrasi,” ungkapnya.
Tindakan diskriminatif juga diduga dilakukan panitia terhadap delegasi dari angkatan lain. Beberapa delegasi yang telah mendaftar dan membayar kontribusi justru tidak diperbolehkan masuk ke ruang Mubes, memicu keributan di luar ruang sidang saat proses pendaftaran.
“Banyak kawan-kawan yang telah mendaftar dan ingin berpartisipasi, tetapi didiskualifikasi tanpa alasan yang jelas. Ini sangat mengecewakan,” kata Budi.
Editor : Bambang Sulistyo