Kenyataanya, di bulan Ramadhanlah kita memanjakan dan menyirami syahwat angan-angan duniawi dengan berbagai pupuk yang membuatnya tumbuh subur dalam diri. Akhirnya, yang tumbuh dan berkembang di bulan Ramadhan ini adalah syahwat duniawi bukannya ketaqwaan pada Allah SWT.Hal tersebut terjadi sebagai akibat kurang menghayati hal ihwal seputar ibadah Ramadhan serta pelaksanaanya yang melenceng dari format training managemen syahwat Ramadhan yang disyari’atkan Allah dan Rasulnya.
Begitu juga dengan rapor kelulusan, hasilnya sudah dapat dipastikan melenceng juga dari apa yang ditargetkan Allah SWT dan Rasulnya. Apa yang ditargetkan Allah SWT dan Rasulnya? Pertama, penggapaian taqwallah dan rahmat Allah SWT. Kedua, penggapaian maghfirah (ampunan Allah SWT). Ketiga, penggapaian Itqun (selamat dari ancaman siksa dan neraka Allah SWT).Training managemen syahwat selama Ramadhan adalah upaya (strategi) khusus dari Allah SWT untuk melatih hambanya menuju level yang lebih berkelas (mulia). Sejatinya, Ramadhan adalah momentum termahal untuk meraih kesehatan ruhiyyah (spiritual), sulukiyah (prilaku), dan juga kesehatan jasadiah (fisik).Semoga di ujung Ramadhan ini kita bisa bermuqim di pangkalan kemenangan atas ujian (training) yang telah dituntaskan satu bulan lamanya. Hendaknya juga, hasil (rapor) yang diterima selaras dengan target yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasulnya. Aamiin ya rabbal ‘alamin.(*)
