"Merakyatkan Halal"

Foto Harian Singgalang
×

"Merakyatkan Halal"

Bagikan opini

Gerakan halal yang sudah berjalan terus dipacu melalui tabligh, khutbah, ceramah, viral di medsos dan mengunakan kanal media yang tersedia. Bersamaan itu edukasi, mesti dicek apakah pengetahuan dan keyakinan tentang budaya halal sudah diterima dan dilakukan dengan benar dan baik. (QS. As-Saff 61: Ayat 2).Memperbanyak sosialisasi pengalaman baik (best practises) bahwa halal itu berkah dapat dimulai dari atas, patronase pimpinan formal dan non formal. Muhammad Yunus penerima hadiah Nobel dari Banglades membuktikan bahwa masyarakat kecil dapat dipercaya dan bisa menjadi full power bila diurus oleh pemimpin dengan jujur, baik dan benar.

2. TAAWUNTaawun bil birri wa taqwa artinya tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa sama artinya semua hal ada dalam frame taqwa.

Sebab taawun bil ismi wal udwan muncul dalam share, viral dan framing di medsos dalam dosa dan permusuhan di era digital ini begitu massif dan menjangkau semua lapisan sosial.Gaya hidup mubazir, hedon, materialitis, individualis dan pengaruh negatif yang dipromosikan medsos dengan segala jenis link, kanal adalah produk dari taawun bil ismi wal udwan dan itu ancaman tumbuhnya budaya positif. Akibatnya, prilaku seorang yang tidak mendapat layanan baik dari pegiat industri halal, lalu diposting di medsos, viral, telah menjadi virus membunuh budaya positif halal.

Tabayyun adalah cara terbaik untuk mengerakkan budaya halal, lebih lagi bila berkaitan dengan syariat(QS. Al-Hujurat 49: 6)Siapapun yang bergerak dalam percepatan budaya halal diminta untuk menegaskan etika universal di antaranya ketulusan dalam berkolaborasi. Pemberdayaan komunitas lokal dalam kolaborasi dapat menjadi awal tumbuhnya tradisi tolong menolong.

Mendidik masyarakat bahwa budaya halal itu adalah trend dunia bentuk lain dari taawun bi taqwa. Keterlibatan pada pada kegiatam peduli lingkungan, karbon, sampah, sungai bersih, penegakan disiplin sosial adalah pelaksanaan halal dalam sosial.QUDWAH

Kepatuhan pada syariat, ulama dan pimpinan adalah unsur menentukan merakystkan halal.Keteladanan dan kepatuhan adalah pendekatan paling efektif untuk menghadirkan budaya halal atau merakyatkan halal.

Patut dikaji ulang bahwa doa hasanah fidunyya wal akhirat hendak nya sejalan dengan sikap, tindakan dan prilaku halal.Miris dan patut dicemaskan betapa beratnya dosa dan akibat yang akan ditanggung oleh seorang pemimpin yang menjadi penghalang tumbuh berkembangnya budaya halal, tepat sindiran al Quran, kamu suruh orang berbuat baik, diri sendiri dilupakan, apalata'qilun(QS. Al-Baqarah, 44).

Teladan tokoh dan kepatuhan rakyat untuk menjalankan syariat halal atau syariah adalah kemestian yang mengalahkan interest kelompok atau partai.Syariat halal maknanya dunia akhirat dan pasti akan dimintai tanggung jawab dihadapan mahkamah ilahi nan abadi, sedangkan kepentingan kelompok atau politik hanya sesaat saja.

Akhirnya ingin ditegaskan bahwa budaya halal adalah tradisi asli orang Minangkabau, membangkit dan mengungkitnya kembali dapat diawali dengan merakyatkan konsep, aturan, nilai dan praktik baik dari budaya halal. Pendekatan untuk percepatan merakyatkan budaya halal dapat diawali dari edukasi yang berinklusi, Dakwah bil hal. Taawun bil birri wattaqwa, melalui penguatan medsos positif dan kesalehan sosial, keteladanan pimimpin dan kepatuhan rakyat adalah kinerja kolektif antara Pemerintah, pimpinan informal bersama rakyat.Semoga budaya halal menjadi trend, gaya hidup dan keren bagi semua orang di negeri ABSSBK, Syarak Mangato Adat Mamakai. amin.06092023.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini