Ketika Disambut Ramah di Perkampungan Adat Sijunjung

Foto Harian Singgalang
×

Ketika Disambut Ramah di Perkampungan Adat Sijunjung

Bagikan opini

PADANG - Ada kulah, kolam ikan dan kandang ayam di bawahnya. Tangganya menjorok ke depan, naik dari samping.Model rumah gadang ini adalah yang type ber-anjuang (bangunan menjorok ke depan). Tak semuanya rumah gadang di Perkampungan Adat Kabupaten Sijunjung yang punya anjung.

Beda suku, beda pula pola rumahnya. Ada 76 rumah adat yang berjejer rapi di komplek perkampungan ini. Menariknya, pada semua rumah itu ada kesamaan, selain gonjong. Yakni, Balobeh.Balobeh adalah sebuah tempat yang dibuat dari terndiri di lantai depan rumah gadang untuk menyimpan padi. Padi bagi warga Sijunjung tidak dijual, tapi disimpan untuk persediaan makan.

"Naiklah, duduk di langkan,"sapa pemilik rumah ini itu. Ibu-ibu dengan serong (kain sarung) yang menjaga rumah tersebut.Di ruang depan sudah ada makanan terhidang. Disajikan diatas dulang ditutup dengan kain berenda merah. Di dalamnya sudah ada empat porsi nasi dengan lauknya.

"Maka bajamba awak,"katanya.Dia salah satu pewaris rumah gadang di Perkampungan Adat, Sijunjung. Sukunya Melayu, tepat di depan rumah, seberang jalan, rumah gadang milik suku Chaniago. Kebetulan Melayu dan Chaniago sama-sama punya anjuang.

Meski hadap-hadapan dan di komplek yang sama tapi bentuknya berbeda. Kalau naik rumah gadang ini, laki-laki harus pakai peci, perempuan harus pakai kain, rambut ditutup.[caption id="attachment_184853" align="alignnone" width="1600"] Rumah adat Suku Melayu di Perkampungan Adat Sijunjung.Ist[/caption]

"Itu etikanya untuk naik rumah adat ini. Kalau tidak pakai peci dan pakai kain untuk perempuan tidak boleh naik. Itu berlaku untuk warga kami, kalau pengunjung kami ingatkan saja,"ungkap Candra Irawan Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung pada Kegiatan Famtrip Dinas Pariwisata Sumbar."Kalau begitu kita pakailah sarung ini,"kata Elma Yulia, Staf di Dinas Pariwisata Sumbar yang langsung disuguhkan kain sarung ketika naik ke rumah.

Sejumlah keunikan tersaji pada desa wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, salah satunya keberadaan balobeh.Diketahui, Balobeh sendiri merupakan gudang gabah masyarakat setempat yang menjadi simbol ketahanan pangan hingga kunci terbebasnya daerah itu dari kemiskinan ekstrem.

Balobeh sendiri terletak tidak terpisah dari ruang rumah gadang, isinya adalah tumpukan gabah dan diatasnya digunakan untuk tidur hingga berkumpul.Untuk diketahui Perkampungan Adat Nagari Sijunjung terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung.

Candra Irawan Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) saat diwawancarai, Rabu 6 Maret 2024 mengatakan rumah gadang yang ada di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung berbeda dengan kebanyakan rumah gadang yang ada di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)."Biasanya menggunakan kebanyakan rumah gadang di Sumbar menggunakan rangkiang, sementara di Sijunjung menggunakan balobeh,"katanya.

Dia mengatakan padi yang dipanen masyarakat setempat bukan untuk dijual melainkan disimpan untuk kebutuhan kaum penghuni rumah gadang. Jadi tidak ada istilah kemiskinan ekstrim disini, akan ada makanan yang bisa diskosumsi setiap hari.Pada perkampungan Adat nagari Sijunjung memiliki 76 rumah gadang, 40 diantaranya dialih fungsikan menjadi homestay.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini