Beban Berat Ibu dan Anak

Foto Sastri Bakry
×

Beban Berat Ibu dan Anak

Bagikan opini
Ilustrasi Beban Berat Ibu dan Anak

SINGGALANG - Lomba Menulis Surat untuk Ibu (LMSI) dalam rangka Hari Ibu tahun 2023 yang digagas Armaidi Tanjung, sekretaris SatuPena Sumbar, harus saya akui cukup membuat saya tercenung. Memikirkan sebuah ide yang diminati banyak orang memang tidak mudah. Ribuan peserta mengikuti lomba ini untuk mencurahkan isi hatinya kepada ibu mereka. Para juri yang terdiri dari Hasanuddin (mantan Dekan FIB Unand), Yurnaldi (Mantan Wartawan Utama Kompas) dan saya sendiri setelah seleksi berjenjang akhirnya kebagian ratusan karya murid dan guru yang kami putuskan terpilih 40 nominasi terbaik.

Membaca karya tersebut, kembali saya tercenung.

Empat puluh karya tersebut menarik, bahkan ada yang bahasanya cukup bagus melampaui usia seorang anak remaja. Lalu juri berpikir bagaimana menguji bahwa ini adalah tulisan mereka? Akhirnya juri sepakat untuk mengundang nomine empat puluh karya terbaik tersebut untuk mempresentasikannya.

Bertiga kami , saya , Hasanudin dan Novi Sastra(pimpinan Redaksi majalah Intrust) yang secara langsung menilai untuk memutuskan 16 pemenang, dibuat menangis oleh mereka. Tak ada yang tidak menangis melihat dan mendengar curahan hati mereka tersebut.

Sebelumnya, ketika saya membaca tulisan mereka untuk menetapkan 40 nominasi, saya sudah merasakan sendu sendiri. Dalam diam saya menangis, ternyata tak mudah hubungan ibu dan anak di zaman sekarang. Kadang kita berpikir semua baik-baik saja antara ibu dan anak. Ternyata, jika diberi ruang secara jujur untuk “menggugat” maka kita akan tahu isi hati seorang anak terhadap ibunya.

Demikian pelik permasalahan seorang anak yang terjadi dalam kesehariannya. Takut gagal, takut mengecewakan ibu, takut menyusahkan ibu, takut mengutarakan isi hati di tengah kesibukan orang tua mencari nafkah. Bahkan ada yang mencoba bunuh diri karena tak tahan penderitaan tuntutan sekeliling. Belum lagi, mulut saudara-saudara ibu atau ayah, mulut teman, keluarga lain dan tetangga kadang banyak menuntut bahkan menghakimi tanpa memahami persoalan sesungguhnya. Tanpa kita sadar, di dunia medsos kita pun ikut andil dalam lingkungan yang saling menghujat dan saling membully tanpa berpikir sakit dari kata-kata yang diucapkan atau ditulis di jejak digital.

Dunia digital memang sebuah dunia yang tak pelak membuat kita semua terkaget-kaget. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditopang algoritma, infrastrtuktur fisik dan digit meresap ke dalam alam digital. Kita pun menjadi robot, separuh manusia , separuh mesin. Tapi lebih banyak tak punya hati. Modernisasi sudah terbincang puluhan tahun lalu. Kecemasan para orang tua untuk mencerdaskan digital dengan peradaban seorang anak terhadap ibunya sekarang menjadi kenyataan. Kecemasan seorang anak atau pun seorang ibu ingin kita ketahui efeknya yang tanpa sadar membangun hubungan yang miskomunikasi. Semua itu karena keasyikan dengan dunia nyata dalam memperjuangkan hidup dengan dunia gawai yang terus berubah. Orang dengan mudah mengunggah apapun sesuka hati.

Menjelang akhir tahun 2023 di Padang, banyak sekali kasus bunuh diri yang tak tercegah yang dilakukan oleh mahasiswa. Motifnya bermacam-macam, mulai masalah cinta, tak mampu mengerjakan tugas-tugas hingga masalah tak mampu membayar biaya kuliah. Kalau di Indonesia, dari data Pusat Informasi Kriminal Nasional kepolisian RI ada 971 kasus bunuh dari Januari hingga Desember. Sebagian adalah remaja/mahasiswa. Terakhir di Padang, seorang mahasiswa kedokteran bunuh diri karena tekanan saat praktik KOAS. Ini menandakan betapa penting komunikasi anak dan orang tua maupun dengan orang terdekat sekitar. Curhat dan menyampaikan permasalahan jauh lebih baik dibanding dalam diam penuh tekanan yang akhirnya tak sanggup menahannya.

Lagi saya tercenung. Ibu menanamkan rasa cinta dan kasih sayang, merawat kasih sayang yang tak pernah putus, menawarkan dukungan hingga menunjukkan sikap hormat dan menghargai anak. Saat itu anak akan memperlakukan ibunya sebagaimana dia memperlakukan anaknya.

”Ibu, Siapapun engkau adalah jiwaku

Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini