Kosakata Kuliner pada Ungkapan Minangkabau dalam Kamus Van Der Toorn

Foto Novelia Musda
×

Kosakata Kuliner pada Ungkapan Minangkabau dalam Kamus Van Der Toorn

Bagikan opini

Dalam komunikasi sehari-hari bahasa Minangkabau, kadang spontan keluar ungkapan seperti aia diminum raso sakam, menunjukkan keadaan hati yang sangat sedih.

Ungkapan demikian berisi kata-kata dari ranah kuliner (aia, minum, raso), menunjukkan kehalusan imajinasi orang-orang Minang dalam penggambaran dunia batinnya.

Meski ditranslasi secara harfiah ke bahasa lain, yang bukan orang Minang masih akan sulit memahami maknanya. Bahkan banyak orang Minang sendiri saat ini yang belum sepenuhnya paham ungkapan semacam.

Ungkapan-ungkapan Minangkabau lainnya berisi kosakata kuliner (makanan, minuman dan cara memasak) cukup banyak, dibuktikan oleh karya seorang penulis Belanda di abad 19, Dr. J. L. van der Toorn (1846-1909).

Baca juga: Jalan yang Buruk

Sang penulis yang juga pengajar dan direktur Kweekschool di Bukittinggi telah menyusun satu karya fenomenal: Minangkabausch-Maleisch-Nederlandsch woordenboek (Kamus Melayu Minangkabau-Belanda), diterbitkan 1891, oleh Martinus Nijhoff.

Kamus ini ibarat rekaman van der Toorn atas kosakata Minangkabau yang digunakan sehari-hari dua abad lampau.

Dalam penyusunan kamus, dia dibantu oleh guru-guru pribumi di Kweekschool tersebut, khususnya Radja Medan dan Nawawi. Secara spesifik, oleh pengakuan van der Toorn sendiri, kamus itu disusun menurut dialek Agam, terkhusus Koto Gadang.

Berkat karya ini, kita bisa menelusuri dunia batin dan kehidupan sosial orang-orang Minangkabau di masa lalu, serta membandingkannya dengan masa sekarang. Dan yang tak kalah penting, kita dapat mengambil sejumlah kata dan ungkapan (pepatah, petitih, mamang dan bidal) yang mungkin sudah jarang kita dengar. Dalam artikel ini, kita akan ambil sejumlah ungkapan dunia kuliner Minangkabau, sebagaimana dicatat oleh sang penyusun kamus.

Sebagai kata pertama, kita ambil aia (air). Ungkapan karajo masak aia dalam kamus van der Toorn diartikan: pekerjaan yang dituntaskan dengan baik (goed verricht).

Kemudian: aia aia-i, artinya sudah betul-betul harap akan pertolongan atau solusi. Manjilek aia liua yang maksudnya merendahkan sesuatu di awal lalu kemudian balik memuji-mujinya, tentu masih kita kenal sekarang. Demikian juga bak kambiang dialau ka aia, untuk melukiskan seorang yang amat enggan disuruh melakukan pekerjaan tertentu. Ungkapan salamo aia hilia, salamo gagak hitam dikatakan untuk menunjukkan keadaan yang akan berlaku selamanya. Orang yang sangat cerdas disebut tajam bak aia. Istilah menarik yang jarang terdengar adalah: indak baurang di aia, kata figuratif ini digunakan untuk wanita yang sudah tak perawan lagi (van een vrouw: geen maagd meer zijn).

Bagikan

Opini lainnya
Terkini