Yang Terpilh dan yang Terbaik

Foto Gamawan Fauzi
×

Yang Terpilh dan yang Terbaik

Bagikan opini

Setelah riuh tak teduh soal terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden yang dianggap sebagian orang sarat dengan masalah, maka dunia pemerintahan memasuki tahap kedua dalam pejalanan kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden ke delapan.

Berbeda dengan terpilihnya Gibran sebagai wakil presiden, kehadiran Prabowo sebagai Presiden, nyaris tak banyak yang mempersoalkan, namun terpilihnya Gibran sungguh amat banyak menuai kontraversi. Ada yang mempersoalkannya dari segi proses lolosnya di Mahkamah Konstitusi untuk bisa dipilih sebagai Wapres. Inuli, karena belum berusia 40 tahun yang dikait-kaitkan dengan pamannya sebagai Ketua MK, kepatutan dan kalayakan dari kualitas pribadinya yang dianggap tak patut terpilih diantara 270 juta lebih rakyat Indonesia yang berpendidikan mentereng, berpengalaman luar biasa dan teruji, berpengetahuan mumpuni, versus pribadinya yang dianggap tak jelas pendidikan, pengalaman pemerintahan yang cetek, hingga kepribadiannya yang dipersoalkan oleh dokter Tifa terkait akun Fufufafa.

Tapi itu sudah berlalu, presiden dan wapres tanggal 20 Oktober sudah dilantik dan diambil sumpahnya, sehingga apapun bentuk komentar, pendapat dan penilaian, tinggal dalam jejak digital dan narasi yang tertulis, terekam atau yang hanya lewat.

Sebentar lagi foto Gibran akan terpasang di ruang ruang instansi Pemerintahan dari istana hingga kantor Lurah dan desa, hingga semua BUMN.

Tahap berikutnya pun sudah selesai, karena yang menduduki jabatan Menteri, wakil Menteri, kepala badan, dan lembaga dan sebagainya sejauh yang disebutkan di tetapkan dan diputuskan oleh presiden juga sudah dilantik 20 Oktober yang lalu.

Memilih Presiden/ election, melalui pemilihan langsung (direct democracy) adalah hak seluruh rakyat, sedangkan menetukan siapa yang menduduki jabatan Menteri, wakil Menteri dan lembaga, dan dst dalam tubuh eksekutif adalah hak prerogatif presiden, yaitu hak istimewa dan mandiri dari presiden.

Pengisian jabatan itu tidak melalui election, tapi selection. Dipatut-patut, ditimbang-timbang dan dikaji-kaji secara mendalam dari berbagai aspek, karena merekalah sesunggunya yang menjadi pembantu utama presiden di bidangnya.

Dari sekitar 280 juta rakyat Indonesia, tak sampai 200 orang yang terpilih untuk mengisi jabatan itu.

Untuk itu, dilayangkan pandangan jauh, ditukikkan pandangan dekat. Orang Minang mengatakan, diindang ditampi tareh, dipiliah atah ciek-ciek.

Mereka adalah orang-orang luar biasa, karena melebihi yang lainnya diantara ribuan guru besar, puluhan ribu doktor dan magister tamatan dalam dan luar negeri, para profesional yang malang melintang di dunianya, para pejabat pejabat karir yang sukses, para jenderal hebat dan banyak lagi resousce yang bertebar dimana mana, yang telah terbukti sukses dibidangnya masing-masing.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini