Kajian budaya tidak lepas dari adat istiadat yang berlaku di suatu tempat, tak terkecuali di daerah Minangkabau Sumatera Barat.
Aspek budaya dan kebudayaan ini sangat melekat dalam kebiasaan masyarakat Minang.
Terkadang dengan adanya aturan dan pola kebudayaan yang secara tidak langsung mengikat membuat masyarakat harus memahami makna filosofi adat mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak.
Filosofi ini tercermin dalam tatanan pola “alam takambang jadi guru”.
Sudah tidak asing lagi, tentunya makna tersirat dari filosofi ini membuat kearifan lokal yang semula belum berkembang, menjadi lebih bermakna.
Pemaknaan filosofi ini, misalnya dapat kita gambarkan dalam kegiatan sehari-hari. Bagi masyarakat, anggapan filosofi ini sangat melekat dalam tatanan sosial.
Belajar dari alam, tak ubahnya menuntut cara pandang kita untuk lebih mengerti dan bersahabat dengan alam.Menjadikan alam sebagai guru. Ada nilai-nilai budaya yang memang harus kita laksanakan sesuai tuntutan alam. Kebiasaan masyarakat Minang yang sudah melekat dari zaman nenek moyang memang seharusnya kita lestarikan.
Tuntutan pelestarian nilai-nilai budaya lokal ini dapat kita rancang dalam kegiatan pembelajaran seni budaya, terutama aspek seni rupa yang diajarkan di tingkat Madrasah Tsanawiyah.
Salah satu cara pelestarian nilai-nilai budaya lokal ini yaitu dengan merancang pembelajaran yang menarik di Madrasah. Sebagaimana diketahui, topik materi seni rupa merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam pembelajaran seni budaya.