Usaha pembuatan laksa instan dengan merek Thai Boat Noodle di Pattani, Thailand, adalah salah satu bentuk inovasi kuliner yang menggabungkan tradisi dan teknologi modern untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pattani, yang terletak di selatan Thailand, memiliki budaya yang beragam, termasuk pengaruh dari tradisi kuliner Melayu, Thai, dan Muslim yang unik. Laksa adalah hidangan mi populer di wilayah ini, biasanya disajikan dengan kuah kari kental atau asam pedas, dengan bumbu rempah yang kaya.
Bisnis laksa instan ini dimulai dengan tujuan mempermudah penyajian laksa dan membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat modern, baik di dalam maupun luar Thailand. Merek Thai Boat Noodle dipilih karena terinspirasi dari tradisi mi perahu Thailand, yang awalnya disajikan oleh para pedagang yang menjual mi dari perahu di sungai-sungai. Nama ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga membawa kesan otentik dan menggugah selera.
Proses pembuatan laksa instan Thai Boat Noodle menggabungkan teknologi pengeringan makanan modern untuk memastikan mi dan bumbu laksa tetap segar dan penuh rasa. Rempah-rempah lokal dan bahan-bahan segar khas Pattani digunakan untuk mempertahankan cita rasa asli. Kuah laksa biasanya dibuat dalam bentuk pasta atau bubuk agar praktis saat diseduh. Produk ini dirancang agar cukup ditambahkan air panas dan disajikan dengan cepat tanpa kehilangan kualitas rasa dan aroma.
Thai Boat Noodle menargetkan dua kelompok pasar utama: masyarakat lokal yang menghargai kepraktisan dalam menyantap hidangan tradisional serta wisatawan yang ingin merasakan cita rasa autentik Pattani dalam bentuk yang praktis dan mudah dibawa pulang. Usaha ini didukung oleh kemasan yang menarik, yang mencerminkan budaya Pattani dan eksotisme kuliner Thailand selatan. Usaha ini menunjukkan bagaimana industri makanan lokal dapat berkembang dengan sentuhan modern, sambil tetap mempertahankan identitas budaya yang kuat.
Kumudian rombongan CSS-FEB menuju Novolife yang merupakan sebuah usaha di Songkhla, Thailand, yang fokus pada produksi dan penjualan produk rempah-rempah alami. Songkhla, adalah daerah dengan sumber daya alam yang melimpah dan tradisi kuliner yang kaya akan penggunaan rempah-rempah dan bahan herbal. Novolife memanfaatkan potensi ini dengan menyediakan produk rempah yang alami dan sehat, baik untuk konsumsi kuliner maupun kebutuhan kesehatan.
Novolife menekankan pada penggunaan bahan-bahan rempah alami yang dipilih dengan ketat dari pertanian lokal di Songkhla dan sekitarnya. Rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan serai yang tumbuh subur di iklim tropis Thailand diproses dengan metode yang menjaga kandungan nutrisi dan aromanya. Dalam produksi, perusahaan ini mungkin menggunakan teknik pengeringan rendah panas atau teknologi penggilingan halus untuk memastikan kualitas produk tetap tinggi dan aroma rempah tetap kuat.
Selain itu, Novolife berfokus pada praktik produksi yang ramah lingkungan. Penggunaan bahan kimia dan pengawet buatan dihindari sejauh mungkin, sehingga menghasilkan produk rempah yang aman bagi konsumen. Standar keamanan dan kebersihan sangat dijaga dalam setiap tahap produksi, dari pemilihan bahan mentah hingga pengemasan akhir, yang memastikan bahwa produk tetap segar dan memiliki umur simpan yang optimal.Produk yang dihasilkan oleh Novolife tidak hanya terbatas pada rempah-rempah mentah dalam bentuk bubuk atau potongan kering, tetapi juga mencakup variasi produk lain, seperti ekstrak rempah cair atau kapsul suplemen berbasis herbal untuk kesehatan. Dengan demikian, produk mereka dapat digunakan baik untuk bumbu masakan maupun sebagai produk kesehatan dan kecantikan.
Novolife menargetkan konsumen lokal dan internasional yang semakin sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan kembali pada bahan-bahan alami. Mereka memanfaatkan saluran distribusi daring dan ritel modern untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Selain itu, dengan kemasan yang menarik dan informatif, produk Novolife dirancang untuk menonjol di rak toko dan menarik perhatian konsumen yang mencari alternatif rempah sehat.
Dari kunjungan ke Songkhla University dan Sentra Industri di Hatyai, Bu Ratni dan Bu Vera menyimpulkan bahwa kunjungan ke Hatyai Business School dan sentra industri di Songkhla, Thailand, memberikan beberapa kesimpulan berharga yang dapat diterapkan dalam pembinaan UKM di bawah Universitas Andalas.