Ladang Emas Solsel Terluas di Dunia: Polisi Tembak Polisi Hanya Karena Galian C

Foto Khairul Jasmi
×

Ladang Emas Solsel Terluas di Dunia: Polisi Tembak Polisi Hanya Karena Galian C

Bagikan opini
Ilustrasi Ladang Emas Solsel Terluas di Dunia: Polisi Tembak Polisi Hanya Karena Galian C

Polisi tembak polisi gara-gara galian C di Solok Selatan Sumbar, sudah viral. Hanya galian C. Tapi, tentu tak perlu kita menutup mata, tambang emas ilegal di sana banyak. Dan, ada pelindungnya.

Mr. W. Edwards, seorang ahli dari Inggris, yang telah menjadi insinyur pertambangan selama 25 tahun dan menjadi kepala beberapa tambang emas menyatakan, “Abei merupakan ladang emas terbesar di dunia." Abei itu sekarang disebut Abai di Solsel.

Zaman penjajahan dengan keputusan Pemerintah 6 Januari 1907, seorang ahli pertambangan R. D. Verbeek diberikan konsesi dengan nama "Abei" untuk jangka waktu tujuh puluh lima tahun berturut-turut untuk mengekstraksi emas, perak, tembaga, timah, seng, merkuri, besi, dan lain-lain dengan mineral-mineral tersebut terdapat pada deposit yang sama pada lahan seluas 24.283 hektar dan terletak pada Moeara Laboeh dan Pajakombo. (Het nieuws, Batavia, 09-01-1907)

Dalam buku, “De Sumatra-Expeditie van 1877, Herinneringen van Joh. F. Snelleman, ’S-Gravenhage Martinus Nijhoff (1934), ” jelas disebut soal potensi emas di Solsel. Di kawasan Sungai Pagu yang luas dikonsesi sebagai tambang emas dengan nama Abei itu. Sekarang, Abei jadi Nagari Abai, berada dalam Kecamatan Sangir Batanghari. Emas di sana didulang sejak lama, ditambang secara ganas sejak lama pula hingga Indonesia punya IKN, ibukota baru di Kalimantan, aktivitas itu terus terjadi dan entah berapa nyawa telah hilang. Pemerintah menyebut sebagai Pertambangan Tanpa Izin (Peti), yang membuat keruh pekat Batanghari. Siang malam alat berat bekerja mencari butiran emas. Kegiatan ini dibeking, tak terlawan, sebab yang mesti melawan telah “lumpuh,” karena juga ikut di dalamnya.

Pada 1907, konsesi tambang emas dan berbagai jenis lainnya diberikan kepada R.D. Verbeek di dua lokasi, Muaro Labuah dan Payakumbuh (Mangani) seluas 24.000 hektare lebih. Belanda tak menyangka, sekitar

Emas ada di Sariak, Sungai Abu dan kawasan Sungai Pagu yang punya danau purba itu serta di Abai. Pada 1932 Belanda keluar lagi keputusan pemberian konsesi kepada pihak lain, di Muaro Labuah, untuk tambang emas seluas, masing-masing 986 hektare, 924, 932 dan 978, 981 dan 878 hektare total 5.679 hektare. Semua 6 lokasi diberi nama Tambang Abei II, III, IV, VII, VIII dan IX.

Menurut koran Sumatra Post edisi 20-12-1932, kejadiannya seperti ini:

Berdasarkan besluit dari pemerintah:

Kepada NV Exploratie Maatschappij Java, yang berkedudukan di Den Haag, atas dasar UU dan Ordonansi Tambang 1930, berlaku efektif mulai saat ini untuk jangka waktu 75 tahun berturut-turut --dengan nama “Abei II”-- telah diberikan satu konsesi untuk penambangan emas dan perak dalam kawasan seluas 986 (sembilan ratus delapan puluh enam) hektar. Lokasi konsesi di onder-afdeeling Muaralaboeh, afdeeling Solok residensi Sumatra’s Westkust.

Kepada NV Exploratie Maatschappij Java, yang berkedudukan di Den Haag, atas dasar UU dan Ordonansi Tambang 1930, berlaku efektif mulai saat ini untuk jangka waktu 75 tahun berturut-turut --dengan nama “Abei III”-- telah diberikan satu konsesi untuk penambangan emas dan perak dalam kawasan seluas 924 (sembilan ratus dua puluh empat) hektar. Lokasi konsesi di onder-afdeeling Muaralaboeh, afdeeling Solok residensi Sumatra’s Westkust.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini