Awas Banjir dan Longsor

Foto eriandi
×

Awas Banjir dan Longsor

Bagikan opini
Ilustrasi Awas Banjir dan Longsor

Dalam dua pekan ini, hampir seluruh wilayah Sumatera Barat turun hujan. Biasanya di bulan-bulan dari September sampai Desember, sudah memasuki musim penghujan.

Di musim penghujan seperti sekarang ini, sejumlah bencana terdampak dari derasnya hujan terjadi. Bencana hidrometeorologi patut diwaspadai.

Menurut Edvin Aldrian, pakar meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional serta ahli di Intergovernmental Panel on Climate Change PBB, penyebab bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah masuknya air hangat ke perairan Indonesia. Akibatnya, terjadi pembentukan awan lebih banyak. Fenomena alam ini yang mendorong naiknya intensitas hujan di Indonesia yang membuat musim hujan lebih besar dari sebelumnya.

Bencana hidrometeorologi berupa banjir, Tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa ancaman bencana hidrometeorologi, iklim, cuaca dan bencana yang berhubungan dengan air seperti topan, kekeringan dan banjir terhitung untuk angka terbesar dari bencana alam di seluruh dunia dan mempengaruhi lebih banyak orang daripada jenis ancaman bencana alam lainnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Sumatra Barat sepanjang Desember . Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, diprediksi akan terjadi, terutama menjelang dan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kepala BMKG Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menyebutkan kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor atmosfer, termasuk aktivitas monsun Asia, anomali suhu muka laut, dan gelombang atmosfer yang aktif di wilayah Sumatra.

Aktivitas monsun Asia, anomali positif suhu muka laut di perairan barat Sumbar serta gelombang Rossby Equatorial dan Kelvin yang aktif di wilayah Sumatera berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan. Kondisi ini juga diperkuat oleh aktivitas Osilasi Madden-Julian, Dipole Mode, dan belokan angin di ketinggian 3.000 kaki.

Dengan intensitas hujan yang tinggi, wilayah Sumatra Barat berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan air, jalan licin, dan pohon tumbang.

Dalam beberapa hari ini saja, beberapa daerah di Sumbar seperti Pesisir Selatan dan Limapuluh Kota terjadi bencana banjir.

Bencana banjir melanda 4 kecamatan di Pesisir Selatan, Senin (2/12). BPBD setempat menyebut banjir dilaporkan terjadi di Nagari IV Koto Hilia Kecamatan Batang Kapas. Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang. Nagari Koto Nan Tigo Utara Kecamatan Batang Kapas. Kecamatan IV Jurai dan Kecamatan Koto XI Tarusan.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini
pekanbaru