Instagram Sebagai Media Ujaran Kebencian

Foto Hafifah Putri Maharani, Madani Fitri Nur Hidayati, M. Qurrata Ayunn, Reynia Vanoly, Rizga Rahman Suc
×

Instagram Sebagai Media Ujaran Kebencian

Bagikan opini
Ilustrasi Instagram Sebagai Media Ujaran Kebencian

Sering kita temukan banyak ujaran kebencian tersebar di media social pada zaman sekarang, media sosial menjadi media untuk menyalurkan kebencian kepada orang lain tanpa rasa takut akan ketauan dan menjadi salah satu kebiasaan Masyarakat, apalagi di Instagram. Instagram adalah platform jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah, mengedit, dan berbagi foto dan video. Pengguna juga bisa menerapkan filter digital, mengatur tagar, dan penandaan geografis pada media yang diunggah.

Ujaran kebencian, yang mencakup konten ofensif, diskriminatif, dan provokatif terhadap individu atau kelompok tertentu, kini semakin marak ditemukan di Instagram. Dengan kemudahan akses dan anonimitas yang ditawarkan, pengguna sering kali merasa leluasa untuk melontarkan komentar negatif tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pihak lain. Menurut laporan dari berbagai organisasi pemantau media sosial, Instagram kerap menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian berdasarkan ras, agama, orientasi seksual, hingga gender. Bahkan, fitur seperti kolom komentar, direct message, atau story sering disalahgunakan untuk menyerang orang lain secara pribadi.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus ujaran kebencian di Instagram yaitu, Anonimitas Pengguna Banyak akun anonim yang sengaja dibuat untuk menyebarkan kebencian tanpa risiko identitas asli terungkap. Kurangnya Literasi Digital, Minimnya pemahaman pengguna tentang etika berinternet membuat mereka tidak sadar akan konsekuensi hukum dan sosial dari ujaran kebencian. Algoritma yang Memperkuat Polarisasi: Algoritma Instagram sering kali mempromosikan konten yang memicu keterlibatan tinggi, termasuk komentar atau unggahan yang kontroversial.

Ujaran kebencian di Instagram tidak hanya berdampak pada individu yang menjadi korban, tetapi juga pada komunitas secara keseluruhan. Yang peertma adalah dampak Psikologis, Korban sering mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi akibat serangan verbal yang diterima. Polarisasi Sosial, Ujaran kebencian dapat memperparah perpecahan di masyarakat dan memperkuat stereotip negatif terhadap kelompok tertentu. Kehilangan Ruang Aman, Instagram yang seharusnya menjadi ruang ekspresi positif justru berubah menjadi arena konflik.

Sebagai pengguna Instagram, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu Melaporkan Konten Negatif, Gunakan fitur pelaporan Instagram untuk melaporkan unggahan atau komentar yang mengandung ujaran kebencian. Meningkatkan Literasi Digital, Edukasi diri dan orang lain tentang etika berinternet serta bahaya ujaran kebencian. Memanfaatkan Fitur Keamanan, Instagram menyediakan berbagai fitur seperti membatasi komentar, memblokir akun, atau mengontrol siapa saja yang dapat melihat unggahan kita. Mendorong Konten Positif, Jadilah agen perubahan dengan memproduksi dan menyebarkan konten yang menginspirasi serta mempererat hubungan antar pengguna.

Sebagai platform, Instagram memiliki peran penting untuk meminimalkan ujaran kebencian. Langkah seperti memperketat moderasi, menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi ujaran kebencian, serta memberikan edukasi kepada pengguna dapat membantu menciptakan ruang digital yang lebih sehat.

Instagram adalah cerminan dari penggunanya. Jika kita ingin platform ini menjadi tempat yang aman dan menyenangkan, maka kita harus memulai dari diri sendiri. Hindari ujaran kebencian, laporkan konten negatif, dan sebarkan hal-hal positif. Dengan begitu, kita dapat mengubah Instagram menjadi media yang benar-benar mendukung konektivitas dan kreativitas tanpa menebar kebencian.

Mentawai
Bagikan

Opini lainnya
Terkini