Seniman Istana

Foto Ka'bati
×

Seniman Istana

Bagikan opini
Ilustrasi Seniman Istana

Hamas (Himpunan Media Sumbar) menyebut dalam tahun 2024 lalu mereka sudah menggelar banyak kegiatan ‘berkesenian’ dan ‘berkebudayaan’. Sebagian besar digelar di istana gubernur. Di antaranya, Peringatan 88 Tahun Rusli Marzuki Saria (Februari 2024), Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar (Mei 2024), Mengenang Sang Legenda Chairul Harun (Agustus 2024), dan Parade Baca Puisi Karya Upita Agustine (Oktober 2024).

Tahun ini dan tahun-tahun berikutnya pula sudah disiapkan rangkaian kegiatan kesenian dan kebudayaan diantaranya: Hari ini, Peringatan 75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar (HET), 10 Tahun Wafatnya Leon Agusta, 70 Tahun Penyair ASEAN Syarifuddin Arifin, dan seniman besar lainnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, seperti Abrar Yusra, Darman Moenir, Wisran Hadi, Ery Mefri, serta banyak lainnya. Demikian diakui Isa Kurniawan pendiri Hamas.

Adapun kegiatan berkesenian dan berkebudayaan ini diangkatkan oleh Hamas, untuk menghargai para seniman/sastrawan, wartawan dan akademisi, yang sudah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minang, dengan karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda, yang dihargai di tingkat nasional, bahkan internasional. Mereka juga berharap kegiatan memboyong seniman ke istana gubernur itu bisa pula memantik kaum muda Minang untuk bisa berkarya sehebat orang hebat itu.

Ya, kita hari ini menjelma menjadi seniman istana. Di giring ke sini untuk sebuah harapan, memiliki ruang ekspresi lebih luas dan dekat dengan penguasa. Ini ironi yang sedang kita nikmati sambil bermimpi kitalah para penjaga peradaban itu.

Dalam perkara ini, teringat saya akan perkataan Bertrand Russell dalam serangkaian kuliahnya, dimana dia berkata bahwa seniman hari ini dipandang tidak penting dalam kehidupan publik, sebuah zaman kegelapan. Dan nyatanya memang begitulah kita hari ini bukan? Tidak seperti zaman-zaman keemasannya, dimana Homer, Virgil, dan Shakespeare jadi Penyair Istana. Mereka menyanyikan kejayaan suku mereka dan tradisi luhurnya.

Dalam sejarahnya, para penyair Welsh melestarikan kejayaan Raja Arthur, dan kejayaan ini kemudian dirayakan oleh para penulis Inggris dan Prancis; Raja Henry II mendukung mereka karena alasan imperialis. Kejayaan Parthenon dan katedral-katedral abad pertengahan terkait erat dengan objek-objek publik. Musik, meskipun memainkan perannya dalam merayu, pada dasarnya ada untuk meningkatkan keberanian dalam pertempuran—suatu tujuan yang menurut Plato, seharusnya dibatasi oleh hukum. Namun, dari kejayaan kuno seniman ini, hanya sedikit yang tersisa di dunia modern hari ini, kecuali pemain randai atau penari pasambahan untuk menyambut tamu-tamu gubernur. Kita masih menghormati seniman, tetapi kita mengisolasinya; kita menganggap seni sebagai sesuatu yang terpisah, bukan sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat.

Kemunduran seni di zaman ini sepertinya tidak hanya disebabkan oleh fakta bahwa fungsi sosial seniman tidak sepenting di masa lalu; tetapi juga karena fakta bahwa kesenangan (bersenang-senang) tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu yang penting untuk dinikmati. Kekuasaan hanya lima tahun, bagaimana agar tetap dan berterusan, bagaimana berikutnya kekuasaan saya? Kekhawatiran-kekhawatiran memikirkan ‘hal berikutnya, ini ternyata (tanpa disadari) berakibat fatal bagi segala bentuk keunggulan estetika daripada kebiasaan pikiran lainnya yang dapat dibayangkan, dan jika seni, dalam pengertian penting apa pun, ingin bertahan hidup, ia tidak akan bertahan melalui fondasi akademi yang khidmat, tetapi dengan merebut kembali kapasitas untuk kegembiraan dan kesedihan sepenuh hati yang telah dihancurkan oleh kehati-hatian dan pandangan ke depan.

Di zaman kita ini juga, dimana kekuasaan terlalu diagungkan, seorang individu dengan kekuatan luar biasa hampir tidak dapat berharap untuk memiliki karier hebat atau pengaruh sosial yang besar, jika ia mengabdikan dirinya pada seni atau pada reformasi agama dan moral. Akan tetapi, masih ada empat karier yang terbuka baginya; ia dapat menjadi pemimpin politik yang hebat, seperti Lenin; ia dapat memperoleh kekuatan industri yang besar, seperti Rockefeller; ia dapat mengubah dunia melalui penemuan-penemuan ilmiah, seperti yang dilakukan oleh fisikawan atom; atau, terakhir, jika ia tidak memiliki kapasitas yang diperlukan untuk salah satu dari karier ini, maka pilihan karir lainnya adalah menjadi kriminal. Penjahat juga bisa menjadi orang hebat bukan?

Bangkitnya para penyair dan seniman ke posisi yang sangat menonjol di negara ini hanya mungkin dilakukan dengan cara seperti ilmuan bangkit. Para Penyair, seperti ilmuwan atau para inovator lainnya, harus berjuang untuk mendapatkan pengakuan: Beberapa dibuang; beberapa dibakar; beberapa dijebloskan ke penjara; yang lain hanya dibakar buku- bukunya. Namun lambat laun mulai disadari bahwa mereka dapat menyerahkan kekuasaan ke tangan penguasa. Dalam perang modern, para ilmuwan diakui oleh semua pemerintah yang beradab sebagai warga negara yang paling berguna, asalkan mereka dapat dijinakkan dan dibujuk untuk menyerahkan jasa mereka kepada satu pemerintah saja, bukan kepada umat manusia.

Para ilmuwan di masa lalu melakukan pekerjaan mereka sebagian besar secara individu, tetapi ilmuwan di zaman ini membutuhkan peralatan yang sangat mahal dan laboratorium dengan banyak asisten. Semua ini dapat ia peroleh melalui bantuan pemerintah, atau seperti di Negara Konoha misalnya, dari orang-orang yang sangat kaya.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini