Di belakang itu semua, sembari melihat pembaruan laman Instagram Uda Vasko, saya selalu berharap apa yang ia lakukan itu benar-benar untuk menggerakkan Sumatera Barat. Sembari melihat pembaruan lain, saya berharap bagaimana ia mempopulerkan “uda” dalam konteks kepemimpinan daerah tidak hanya sampai di media sosial, tapi melekat dalam kebijakan dalam mendampingi Buya Mahyeldi. Kebijakan sebagai “uda”, sebagai orang yang ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah oleh masyarakat Sumatera Barat, dapat memberikan perlindungan bagi rakyat badarai.
Rakyat Badarai Berharap
“Vasko Pulang Kampung,” terus terngiang di kepala saya kalimat itu saat melihat pembaruan laman Instagram Uda Vasko. Benar-benar ampuh dan melekat frasa “pulang kampung” itu. Seakan terus memberikan harapan akan perubahan dan peningkatan dibawa oleh Uda Vasko dari perjalanan rantaunya untuk kampung halaman. Perubahan dan peningkatan di segala lini, sosial, ekonomi, kebudayaan, hajat hidup rakyat badarai.
Di pembaruan laman Instagram Uda Vasko saya melihat ia rendah hati berbuka puasa dengan Kapolda Sumatera Barat di selasar masjid, ia berlebaran dengan sangat bahagia bersama para menteri dan orang-orang terdekat lingkaran Presiden Prabowo, ia bersilaturahmi bersama Ketua MPR RI, berpose bersama Kepala Staf Angkatan Darat, dan memberikan keyakinan pada rakyat badarai seperti saya bahwa di masa jabatannya bersama Buya Mahyeldi ia akan bisa menjangkau sesuatu untuk perubahan Sumatera Barat. Tapi sekali lagi, saya hanya dapat melihat gerakan Uda Vasko melalui media sosial, dan dengan bahagia saya perhatikan betul meski cuma melalui media sosial.
Melalui media sosialnya pula satu hari jelang Hari Raya Idul Fitri saya melihat video Uda Vasko di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mempersiapkan kedatangan para perantau. Ia ingin memastikan BIM sebagai pintu gerbang Sumatera Barat dengan ikut melestarikan budaya Minangkabau. Petugas bandara diminta menggunakan atribut keminangkabauan, tampak para juru angkut barang memakai deta, ada juga musik live talempong dan pupuik batang padi.“Mudah-mudahan bisa menjadi dan pengobat kerinduan bagi perantau minangkabau dan juga sebagai mercusuar bahwa Sumatera Barat terus menjaga pelestarian adat Minangkabau,” kata Uda Vasko sembari mendorong petugas untuk terus membantu pelestarian adat Minangkabau. Saya mengetik lalu menghapus komentar di video Uda Vasko itu, mengetik, menghapus, mengetik dan menghapus lagi. Saya urung berkomentar karena ingin menulis lebih panjang soal “pelestarian” dan “mercusuar” kebudayaan Minangkabau kata Uda Vasko ini. Di catatan lain akan saya teruskan. ***