Hal ini juga berdampak terhadap tekanan pada industri lokal. Perusahaan ekspor Indonesia mungkin menghadapi penurunan permintaan, berpotensi mengurangi produksi dan lapangan kerja. Harga komoditas seperti CPO bisa turun di pasar global karena kelebihan pasokan.
Terjadilah kemudian defisit perdagangan. Jika ekspor menurun, Indonesia mungkin mengalami penurunan surplus atau peningkatan defisit perdagangan dengan AS.
Walau begitu ada dampak positif terhadap kebijakan tarif impor tersebut seperti diversifikasi pasar ekspor. Indonesia bisa mencari pasar alternatif seperti Uni Eropa, China, atau negara-negara ASEAN untuk mengurangi ketergantungan pada AS.
Ini juga menjadi momen bagi pemerintah untuk melakukan penguatan industri dalam negeri. Pemerintah dan pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas produk dan mengurangi ketergantungan pada ekspor mentah.Kebijakan ini mungkin mendorong nilai tambah industri domestik, seperti pengolahan CPO menjadi biodiesel atau produk turunan lainnya.
