Tidak ada habis-habisnya kekerasan seksual terhadap anak. Sekelas motivator yang mendapatkan penghargaan bergengsi dari Kick Andy tidak luput menjadi pelaku.Orang-orang yang mestinya mendidik moral, spiritual dan mengajarkan ketauladanan juga ada yang berprilaku menyimpang ini. Kasusnya dari tahun ke tahun terus bertambah diberbagai daerah.
Berita tentang kekerasan seksual terhadap anak tidak pernah berakhir. Ayah menghamili anaknya, sang ayah tidak merasa bersalah walau telah lahir cucu sekaligus anak dari darah dagingnya. Kakak menikahi adik kandungnya, padahal sang kakak sudah memiliki keluarga.Bocah SD dibunuh, lalu mayatnya di sodomi. Guru les melakukan pedofil terhadap 34 muridnya. Siswa SD diperkosa temanya. Sebelum memberi motivasi seorang motivator memperkosa muridnya. Ustadz menghamili 12 santrinya hingga lahir 8 bayi. Anak kyai mencabuli santri, dan lain-lain yang membuat dada kita sesak.
Sepertinya kekerasan seksual terhadap anak tidak ada habis-habisnya. Beberapa tahun lalu ada juga kasus pedofil yang membuat gempar seperti kasus Emon di Sukabumi dan kasus di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Mungkin karena hukuman yang diberikan ringan sehingga tidak membuat jera pelaku baru. Apakah harus memotong kemaluan pelaku baru perbuatan bejat ini bisa berkurang?Jika negara tidak mampu melindungi anak-anak dari kekerasan seksual karena guru justru menjadi pelaku, ayah turut menjamah, orang-orang terdekat malah berbuat bejat, lantas kepada siapa lagi kita titipkan masa depan anak-anak kita? Dampak keekrasan seksual ini sangat parah.
Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma psikologis yang sangat panjang. Kejadian itu tidak akan mudah pupus dari ingatan anak. Korban pedofil suatu saat bisa jadi akan menularkan kepada orang lain. Jika hari ia adalah korban, esok atau lusa bisa menjadi pelaku. Hasil penelitian menunjukkan pelaku pedofil adalah mereka yang menjadi korban ketika ia kecil.Saya tidak bisa membayangkan jika kekerasan seksual itu terjadi pada anak-anak kita. Karena predator bisa berwujud apa saja. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah dan melawan predator. Jangan sampai anak kita menjadi korban atau pelaku. Apa sebaiknya yang perlu kita lakukan agar anak-anak kita tidak menjadi pelaku dan korban?
- Orang tua sebaiknya dekat secara fisik dan hati dengan anak. Orang tua memenuhi tidak saja nutrisi tubuhnya tapi juga nutrisi batinnya. Jadilah teman curhat yang asik dan sahabat terbaiknya. Banyak-banyak ngobrol, khususnya ngobrol berdua dari hati ke hati. Dari obrolan itu sedikit-sedikit kita sisipkan pesan agar ia berhati-hati menjaga anggota tubuhnya. Khusus bagi perempuan, ada tiga anggota tubuh yang amat sangat perlu dijaga, yaitu, dada, bokong, dan vagina. Katakan tidak boleh satupun manusia di muka bumi ini yang boleh menyentuhnya termasuk orang tua kecuali dia sendiri.
- Totalitas mencintai dan menyayangi anak sebelum pelaku kekerasan seksual berpura-pura menyayangi dan mencintai anak kita, tapi ternyata memangsanya.
- Ajarkan kepada anak-anak, dalam kondisi apapun tidak boleh membuka baju dan celana (telanjang) di depan siapapun.
- Anak yang sudah baligh dilarang keras masih sekamar dengan orang tua atau saudara yang berlawanan jenis.
- Terapi psikologis korban kekerasan seksual sampai benar-benar bisa melupakan kejadian. Jika tidak kelak ia bisa menjadi pelaku dikemudian hari.
- Perhatikan dan kenali satu persatu teman anak-anak kita. Kenali juga orang dewasa yang ada disekitar kita. Jangan mudah percaya dan nyaman jika anak kita dekat dengan salah satu orang dewasa. Pelaku pedofil umumnya sangat baik memperlakukan anak, kadang bahkan sering diberi hadiah.
- Orang tua mesti tahu isi sosial media anak-anaknya, isi DM nya, gamesnya, apa saja yang ditontonya di youtube dan kanal lainnya.
- Totalitas mendidik anak. Mencari nafkah wajib bagi ayah tapi jangan lupa mendidik dan memberinya kasih sayang. Tanggung jawab ayah lebih besar dari pada ibu. Jangan sampai karena kesibukan kerja tidak sempat mendidik anak, akhirnya anak menjadi korban oleh predator.
- Doa yang tidak pernah putus kepada Allah SWT. Kita tidak bisa menjaga anak 24 jam. Kepada Allahlah kita berdoa agar mejaga dan melindungi anak-anak kita.