Ka'bah 138 Tahun Silam, Ada dalam Museum

×

Ka'bah 138 Tahun Silam, Ada dalam Museum

Bagikan berita
Foto Ka'bah 138 Tahun Silam, Ada dalam Museum
Foto Ka'bah 138 Tahun Silam, Ada dalam Museum

[caption id="attachment_70322" align="alignnone" width="650"] Penulis dan Prof Masnal berfoto dengan pengelola Museum Ka'bah (ist)[/caption]LAPORAN KHAIRUL JASMI DARI MEKKAH

"Tidak ada seorang pun sebelum saya yang pernah mengambil foto seperti itu" (Muhammad Sadiq Bey, fotografer Mesir 1832-1902)"Ke Makkah pergi beribadah bukan memotret-motret atau menulis," pesan ini amat religius. Jika pesan itu digenggam erat oleh Muhammad Sadiq Bey, pria Mesir pada 1880 saat dia naik haji, maka Museum Dua Masjid Suci di Mekkah, akan terlihat hambar. Mungkin malah tak ada museum segala.

[caption id="attachment_70326" align="alignnone" width="500"] Muhammad Sadiq Bey[/caption]Museum hebat itu diresmikan 20 tahun lalu oleh Raja Abdullah.Sadiq adalah orang pertama di dunia yang memotret Masjidil Haram, Ka'bah, suasana di sana, keramaian, kota Mekkah. Dia pula yang memotret pertama Medinah dan Masjid Nabawi.

Pria berkumis itu memotret hal-hal otentik, orisinil di masa dua abad lampau. Tanpa dia, kita buta gerak zaman masa lampau. Bisa jadi saat memotret Ka' bah suasana batinnya luar biasa. Jiwa Islamnya amat bangga. Kelak setelah jauh ke depan, potretnya itu, dipajang di tempat terhormat dan aslinya selalu menjadi hak ciptanya.Foto Ka'bah ukuran besar dari dua abad lampau di ruang pameran museum tersebut menyergap mata. Tak seperti sekarang, bak siang dan malam. Situs _britishmuseum.org_ mencatat, Sadiq seorang insinyur dan surveyor tentara Mesir. Ia datang naik haji dalam kapasitas bendahara kafilah penziarah. Dia dua kali naik haji, pada 1861 dan 1880. Kamera yang ia pakai collodion pelat basah, sebuah teknik yang ditemukan pada 1850-an. Ia menghasilkan banyak foto dan menulis empat buku.

Begitulah foto membawa sejarah dalam tubuhnya. Di foto Ka'bah terlihat kusam, di sisinya beberapa meter saja ada bangunan bertingkat dua, di dalamnya terdapat sumur Zamzam. Tuturan apanya nyaris menyentuh Baitullah. Tak jauh dari sana ada bangunan lagi yang lebih kecil, nyaris dempet ke kiblat, itulah Maqom Ibrahim. Ada gerbang melingkar, seolah berebut tempat ke sisi Ka' bah. Sumpek. Pada bagian lain, tampak pria kekar akan menimba air, menggunakan kerek. Paling tidak ada enam unit bangunan kecil-kecil di sekitar Ka' bah di dalam Masjidil Haram.Foto-foto tua dari Ka'bah yang dipajang di museum yang terpaut 15 Km dari jantung Mekkah, mengagumkan. Tak terbayangkan bagaimana jamaah salat tanpa pengeras suara. Tak bisa dilukiskan dua abad lalu bagaimana bangsa-bangsa di dunia datang ke Kota Suci itu.

Jamaah KBIH Nur Zikrillah berkunjung ke museum itu, Kamis (2/8) dalam kondisi bugar. Terbang jauh, dari Tanah Air dalam bilangan jam saja sudah sampai, tidur di hotel dengan kasur empuk, bantal menelan kepala dan selimut dua kali tebal kulik tarok. Sehangat dan selembut selimut bayi. Makanan tersedia cukup lengkap dengan buah dan kopi. Tak ada yang kurang. Alhamdulillah.Bandingkan

Kondisi foto-foto Masjidil Haram, khusus seputaran Ka'bah di masa lampau itu dipanjang guna membandingkannya dengan keadaan hari ini. Sekarang semua bangunan tersebut sudah tak ada dan di sana sekarang hanya pelataran untuk Tawaf. Meski sudah lapang, tapi tetap saja terasa sempit karena jumlah jemaah yang jutaan.[caption id="attachment_70327" align="alignnone" width="500"] Ka'bah dua abad lampau dipotret oleh Muhammad Sadiq Bey[/caption]

Selain foto Ka'bah juga ada tangga dan pintu kiblat itu yang berusia ratusan tahun, alat tenun tua kiswah, selebung Ka'bah. Selain itu ada tiang Ka'bah dan bingkai Hajar Aswat berusia lebih seabad. Ada penjelasan dan gambar dalam sumur -Zamzam. Lengkap. Pada bagian lain, terlihat pula Masjid Nabawi zaman doeloe, sayang tak semua dijelaskan dalam Bahasa Inggris.Museum ini terletak di pebukitan Ummul Joud, terdiri dari 7 ruangan. Di ruangan pertama ada maket perluasan Masjidil Haram, ruangan berikut penuh benda-benda kuno seputar dua masjid suci itu. Demikianlah Museum Ka'bah atau Exhibition of thr Two Holy Mosque Arvhitecture. Masuk gratis, keluar dapat buah tangan, berupa beberapa potong roti dan kue, air mineral serta kartu pos. Waktu datang saya diajak Prof Masnal berfoto dengan kepala museum. Mantap!

Museum AlquranSaat masih di Medinah saya juga sempat masuk ke Museum Alquran di komplek Masjid Nabawi yang dikelola Samaya Holding. Yang paling mencolok di sini Alquran raksasa tulisan tangan, kulit merah di panjang di tengah-tengah sebuah ruangan dalam kotak kaca. Ukurannya 143x80 cm dengan berat 154 kg. Alquran ini ditulis tangan oleh Ghulam Muhyiddeen. Kapan? 197 tahun lalu dan selesai 1825. Kemudian sebuah kaligrafi dengan tinta emas, karya Sultan Mahmud II dari Kesultanan Usmaniyah (1785-1839). Di dunia, Sultan dikenal ahli kaligrafi. Ia juga menulis dua Alquran dengan tangannya. Selain raksasa ada Alquran kecil 22x16 Cm. Ditulis 694 tahun silam okeh Abdullah as Sayfafee. Selesai 1342 M.

Menurut detik.com koleksi paling tua berumur 949 tahun, bukan main! Ini adalah Al Quran sangat langka yang ditulis di kulit rusa ukuran 15x15 cm oleh Ali ibn Muhammad Al Batalyoosee selesai tahun 1095 ukuran 15x15 cm. Ada lagi Alquran sangat tua berbahan kulit rusa dengan dekorasi khusus dari surat Al Araf sampai Al Kahfi, namun penulis dan waktu pembuatan tidak diketahui.Museum Alquran ini terlihat mewah, untuk masuk harus berombongan. Sesampai di dalam, penjelasan dari pengelola tidaklah cukup sebab, rombongan lain juga sudah masuk. Apapun saya bersyukur bisa datang ke kedua museum itu. (*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini