Kapalo Koto Gelar Prosesi Maanta Syarat Ka Guru Baraja Silek: Lestarikan Tradisi Minangkabau

×

Kapalo Koto Gelar Prosesi Maanta Syarat Ka Guru Baraja Silek: Lestarikan Tradisi Minangkabau

Bagikan berita
Kapalo Koto Gelar Prosesi Maanta Syarat Ka Guru Baraja Silek: Lestarikan Tradisi Minangkabau
Kapalo Koto Gelar Prosesi Maanta Syarat Ka Guru Baraja Silek: Lestarikan Tradisi Minangkabau

TANAH DATAR – Pada Minggu, 2 Februari 2025, bertepatan dengan 3 Syaban 1446 H, Medan Bapaneh Maha Karya Kapalo Koto, Jorong Gurun, Luhak Nan Tuo akan mengadakan prosesi adat Maanta Syarat Ka Guru Baraja Silek.

Tradisi ini bertujuan melestarikan nilai-nilai luhur Minangkabau sekaligus memastikan keberkahan ilmu yang dipelajari oleh murid silek tuo.

Febby Dt. Bangso, penggagas acara, menjelaskan bahwa prosesi Maanta Syarat merupakan langkah penting dalam tradisi belajar silek tuo. “Tradisi ini bertujuan agar ilmu yang diperoleh bermanfaat dan penuh berkah,” ujarnya.

Adapun syarat yang diserahkan kepada guru mencakup empat elemen yang harus dipenuhi murid: siriah laongkok, kain putih, pisau, dan beras. Sementara itu, Medan Bapaneh Maha Karya bertanggung jawab menyediakan uang, ayam jantan biriang, serta limau kuku harimau. Dalam tradisi ini, kehadiran mamak dari murid menjadi kewajiban, karena secara adat, mamak bertanggung jawab mencarikan guru bagi kemenakannya untuk belajar silek atau mengaji.

Kebersamaan dalam Tradisi

Orang tua murid juga dilibatkan dalam prosesi ini melalui tradisi memasak bersama untuk menyediakan makanan bagi guru, mamak, dan tamu undangan. Acara ini bukan hanya sekadar prosesi, tetapi juga sarana menanamkan nilai moral kepada generasi muda yang kini kerap terlupakan.

Kegiatan Rutin Gratis untuk Anak Nagari

Febby Dt. Bangso menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin Medan Bapaneh setiap pekan, seperti kelas musik dan tari pada Minggu, belajar silek tuo pada Senin, serta panitahan dan pasambahan pada Rabu. Semua program ini diberikan secara gratis untuk anak-anak yang ingin mendalami seni dan budaya Minangkabau.

“Kami menyediakan fasilitas karena memahami bahwa Luhak Nan Tuo, sebagai kota budaya, memiliki tanggung jawab moral untuk melestarikan tradisi. Melalui gerakan #JagoLuhakNanTuo dan sato sakaki, kami mengajak partisipasi masyarakat, baik di ranah maupun rantau, untuk menguatkan posisi Luhak Nan Tuo sebagai pusat kebudayaan Minangkabau dan budaya Melayu di Asia,” jelasnya.

Membangkitkan Kreativitas Anak Nagari

Editor : Bambang Sulistyo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini
pekanbaru