Selama bertahun-tahun, Sitinjau Lauik dikenal sebagai salah satu jalur paling berbahaya di Sumatra Barat. Medannya yang ekstrem, dengan tanjakan curam dan tikungan tajam, telah merenggut banyak nyawa akibat kecelakaan yang terus berulang. Setiap kali melintasi jalur ini, para pengendara harus menghadapi risiko besar, terutama bagi sopir truk dan bus yang kerap mengalami rem blong atau kesulitan bermanuver di medan yang sulit. Jalur ini bukan sekadar rute penghubung antara Kota Padang dengan daerah lain di Sumatra, tetapi juga menjadi saksi bisu banyaknya tragedi yang terjadi di atasnya.
Di tengah kekhawatiran yang terus menghantui masyarakat, akhirnya muncul titik terang yang telah lama dinantikan. Pemerintah pusat, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah mengambil langkah tegas dengan merealisasikan pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik. Keputusan ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur biasa, tetapi bukti nyata bahwa pemerintah pusat benar-benar mendengar dan memperhatikan kebutuhan Sumatra Barat. Selama ini, pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa sering kali menghadapi tantangan besar, baik dalam hal perencanaan maupun realisasi. Namun, dengan adanya kebijakan yang berpihak pada kepentingan daerah, proyek ini akhirnya dapat berjalan dan memberikan harapan baru bagi masyarakat.
Realisasi proyek ini juga tidak lepas dari peran besar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, yang dengan gigih memperjuangkan agar Fly Over Sitinjau Lauik masuk dalam prioritas nasional. Sebagai wakil rakyat yang berasal dari Sumatra Barat, Andre telah menunjukkan komitmennya dalam membela kepentingan daerah dan memastikan bahwa aspirasi masyarakat tidak hanya menjadi wacana kosong. Perjuangan panjangnya dalam memperjuangkan proyek ini di tingkat nasional menjadi bukti bahwa Sumatra Barat memiliki representasi politik yang benar-benar peduli terhadap kemajuan daerahnya.
Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik akan membawa dampak besar, tidak hanya dalam hal keselamatan berkendara, tetapi juga bagi perekonomian Sumatra Barat. Dengan berkurangnya risiko kecelakaan dan kelancaran arus transportasi, distribusi barang dan jasa akan menjadi lebih efisien. Selama ini, jalur Sitinjau Lauik sering menjadi kendala utama bagi sektor logistik, di mana keterlambatan distribusi akibat kemacetan dan kecelakaan kerap merugikan para pelaku usaha. Dengan adanya fly over ini, biaya logistik dapat ditekan, aksesibilitas antarwilayah menjadi lebih baik, dan pertumbuhan ekonomi daerah dapat terdorong lebih cepat.
Dampak positif lainnya juga akan dirasakan oleh sektor pariwisata. Sumatra Barat memiliki potensi wisata yang luar biasa, mulai dari keindahan alam hingga kekayaan budaya dan kuliner. Namun, aksesibilitas yang sulit sering kali menjadi hambatan bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Dengan infrastruktur yang lebih baik, perjalanan menuju destinasi wisata akan menjadi lebih nyaman dan aman, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Proyek Fly Over Sitinjau Lauik ini merupakan investasi besar bagi masa depan Sumatra Barat. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran hampir Rp 2,8 triliun untuk pembangunan tahap pertama, yang mencakup jalur sepanjang 2,7 kilometer hingga Panorama 1. Jika berjalan sesuai rencana, proyek ini ditargetkan selesai pada 2027. Ini adalah angka yang besar, tetapi sebanding dengan manfaat jangka panjang yang akan diperoleh. Mengingat medan yang sulit dan kontur tanah yang curam, proyek ini memerlukan perencanaan yang matang.Dengan konektivitas yang lebih baik, pemerintah daerah diharapkan mampu menyusun kerangka investasi di bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan sektor strategis lainnya, sehingga lahir kebijakan yang progresif yang mampu meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur yang baik dan diiringi dengan kebijakan ekonomi yang visioner memiliki dampak yang dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat. Jangan sampai proyek ini hanya menjadi pembangunan fisik tanpa strategi pemanfaatan yang konkret.
Saya melihat bahwa keberhasilan proyek Fly Over Sitinjau Lauik bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana pemerintah pusat dalam hal ini komitmen priseden prabowo subianto serta kerja keras Andre Rosiade dan daerah bisa bersinergi dalam membangun wilayah. Ini adalah momentum penting bagi Sumatra Barat untuk menunjukkan bahwa pembangunan dapat berjalan efektif jika ada perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang berpihak, serta partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Infrastruktur bukan hanya sekadar jalan atau jembatan, tetapi juga simbol dari kebijakan pembangunan yang inklusif dan merata. Oleh karena itu, proyek ini harus menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur harus selalu diarahkan untuk kepentingan masyarakat secara luas.
Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik adalah langkah awal yang sangat positif, tetapi perhatian terhadap Sumatra Barat tidak boleh berhenti di sini. Masih banyak tantangan infrastruktur lain yang harus segera diselesaikan, mulai dari peningkatan akses jalan antar daerah, pengembangan fasilitas transportasi publik, hingga modernisasi sistem logistik. Pemerintah pusat harus terus memberikan perhatian lebih kepada Sumatra Barat agar daerah ini tidak tertinggal dalam arus pembangunan nasional.
Sebagai masyarakat Sumatra Barat, kita memiliki tanggung jawab untuk mengawal proyek ini agar berjalan sesuai rencana. Pembangunan infrastruktur bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam menjaga, mengawasi, dan memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun dengan baik. Kita harus memastikan bahwa proyek ini benar-benar membawa manfaat bagi daerah dan tidak menjadi proyek mangkrak yang hanya menyisakan cerita tanpa dampak nyata.